Puisi-Puisi tentang Zebra Cross di Jalanan Melbourne
![]() |
Picture by: Nauval Nasrullah |
Melbourne, kota yang dikenal dengan tram-nya yang bersahaja, gang seni yang penuh warna, serta trotoar yang ramai oleh kisah manusia, memiliki satu elemen kecil yang sering luput dari perhatian: zebra cross. Garis-garis putih yang tampak biasa ini sebenarnya menyimpan cerita yang tak kalah menarik dari jalanan besar dan gedung pencakar langit.
Kumpulan puisi ini mencoba menangkap momen-momen sederhana namun bermakna yang terjadi di atas zebra cross. Di sanalah langkah dimulai, perpisahan terjadi, dan hidup terus mengalir dalam kesunyian atau keramaian. Melalui puisi-puisi ini, tercermin potongan kehidupan yang melintasi kota, mengajak siapa pun yang membacanya untuk memaknai ulang perjalanan harian yang kerap dianggap sepele.
1. Langkah Pertama di Lygon Street
Zebra cross terbentang
seperti lembar putih harapan
di antara lalu lintas dan waktu
di Lygon Street yang menyimpan cerita baru.
Sepatu asing menapak ragu
dalam angin selatan yang membelai pipi
wajah-wajah lewat tanpa peduli
tapi di sanalah, awal mimpi dimulai kembali.
2. Hening di Collins Street
Di tengah gedung menjulang
zebra cross berbaring tenang
dilintasi sepeda, troli belanja
dan langit Melbourne yang pucat senja.
Tak ada klakson membentak
tak ada debu membumbung pekat
hanya langkah-langkah tertata
di antara garis putih yang bicara sopan santun kota.
3. Garis yang Menyatukan
Zebra cross bukan sekadar tanda
ia penyambung dua sisi kota
antara taman hijau dan pusat belanja
antara sunyi hati dan tawa.
Di Swanston Street, pagi yang sibuk
zebra cross jadi jembatan diam
tempat orang asing dan pekerja
berpapasan tanpa bicara, tapi saling paham.
4. Malam di Dekat Southern Cross
Lampu merah berdetak pelan
langkah kaki menunggu giliran
zebra cross mengilat basah
usai hujan yang singgah sebentar.
Di sudut itu, seseorang melamun
membaca arah pada pantulan
entah menuju rumah, entah pelarian
di bawah bintang yang enggan bicara terang.
5. Anak Kecil dan Burung Camar
Zebra cross jadi permainan
garis-garis putih tempat meloncat ringan
di dekat dermaga, burung camar menari
anak kecil tertawa, waktu berhenti.
Tak peduli lalu lintas yang menunggu
dunia terasa lapang dan lucu
zebra cross tak lagi sekadar jalan
tapi taman bermain dalam khayalan.
6. Zebra Cross dan Pengamen Jazz
Di pojok Bourke Street sore itu
seorang pengamen meniup saksofon biru
zebra cross mengiringi langkah-langkah
dalam irama kota yang tak pernah lelah.
Suara jazz melintas
bersama sepatu kulit dan sepatu kanvas
dan zebra cross menjadi panggung
bagi hidup yang menari meski tergesa.
7. Sepasang Kekasih di Flinders Street
Mereka berdiri di ujung zebra cross
tangan saling menggenggam erat
lampu hijau belum menyala
tapi mata mereka sudah menyeberangi segalanya.
Tak peduli pejalan atau bunyi trem
zebra cross adalah altar pertemuan
di kota yang merayakan keberagaman
dan cinta tak pernah kehilangan tujuan.
Dalam jejak yang melintasi zebra cross, ada diam yang berbicara, ada jeda yang bercerita. Jalan-jalan Melbourne bukan sekadar lintasan fisik, tapi ruang antara—tempat manusia bersilangan, berbagi waktu, bahkan saling tak menyadari namun terhubung.
Semoga puisi-puisi ini menjadi jeda kecil yang hangat dalam lalu lintas hari-hari. Mungkin, setelah membacanya, langkah berikutnya di atas zebra cross akan terasa berbeda—lebih pelan, lebih peka, lebih manusiawi.(*)
Posting Komentar